Select Page

Incinerator atau alat pembakar sampah merupakan solusi yang saat ini dijalankan pemerintah Indonesia untuk meminimalisir pencemaran sampah. Incinerator dipercaya dapat mengurangi kontaminasi mikroplastik, kematian flora dan fauna, hingga penyumbatan saluran air.

Secara garis besar, alat daur ulang sampah ini memproses sampah dengan cara dibakar menggunakan suhu yang sangat tinggi. Karena itu incinerator mampu mendaur ulang sampah dalam skala besar sekalipun.

Aspek penting yang perlu diperhatikan yaitu heating value (kandungan energi) dari pengolahan limbah. Heating value ini menentukan kemampuan memproses pembakaran sekaligus dapat mengetahui energi yang diperoleh dari proses insinerasi.

Pengertian Incinerator atau Alat Pembakar Sampah

Bentuk produk buangan dari kegiatan domestik maupun industri disebut sebagai limbah. Limbah bisa memberikan dampak buruk bagi lingkungan sekitar jika tidak dikelola dengan tepat dan sesuai standar.

Oleh karena itu perlu incinerator atau alat pembakar sampah untuk membakar sampah ataupun mendaur ulang limbah padat, limbah B3, juga sampah residu dengan memanfaatkan teknologi pembakaran menggunakan suhu tertentu.

Karena menggunakan suhu tinggi, maka energi panas yang dihasilkan dapat sekalian dimanfaatkan sebagai sumber listrik. Alat ini memiliki dua ruang bakar dengan suhu berbeda, yaitu 600-800oC dan 800-1000oC.

Penggunaan alat untuk membakar sampah ini memiliki manfaat berupa efektivitas dalam mengurangi volume pembuangan sampah dalam jumlah besar. Incinerator dapat menekan 90-75% massa limbah berdasarkan perhitungan.

Meskipun bukan solusi akhir, namun teknologi ini sangat membantu guna mengelola berbagai jenis sampah berbahaya. Mulai dari sampah medis maupun limbah B3 bisa hilang setelah dibakar pada suhu tinggi.

Untuk menjaga agar alat pembakar sampah ini memiliki masa pakai panjang, maka harus dijaga kebersihannya secara telaten. Setelah pembakaran akan banyak abu menumpuk dan harus segera dibersihkan menggunakan sapu ijuk.

Pada ulir penekan pintu serta engselnya sebaiknya rajin diberi pelumas karena bagian tersebut cepat kering akibat sering terpapar panas. Filter bahan bakar juga perlu rajin diganti minimal 6 bulan masa pemakaian.

Perlunya Alat Pembakar Sampah Demi Lingkungan

Incinerator sebagai alat mendaur ulang sampah merupakan mesin yang menggunakan teknologi sedemikian rupa agar temperaturnya dapat diatur pada suhu tertentu. Selain itu juga didesain sedemikian rupa supaya sisa pembakarannya sangat minim.

Alat ini harus dilengkapi sistem pengendalian dan kontrol guna memenuhi batas emisi partikel serta gas buang. Dengan begitu, asap atau gas hasil pembakaran yang keluar sudah netral, bukan hanya smokeless.

Mengapa alat pembakar sampah ini sangat penting penggunaannya? Karena hasil bakarannya masih bermanfaat bagi keberlangsungan manusia. Abunya dapat dipakai untuk bahan campuran kompos, bahan bangunan, atau dibuang ke landfill.

Selain itu kelebihan dari penggunaan incinerator adalah menghemat lahan sebagai lahan berdirinya instruktur insinerasi. Meskipun butuh tempat, namun keperluan lahan tidak seluas seperti mengelola limbah menggunakan metode sanitary landfill.

Hasil pengelolaan sampah menggunakan alat bakar sangat berdampak pada jumlah volume dan berat sampah. Saat mengelola limbah padat, volume sampah bisa mencapai 95% namun setelah dibakar dapat berkurang sampai 80%.

Sehingga berdampak juga pada jumlah limbah besar cepat teratasi dalam waktu singkat. Sehingga cocok digunakan oleh perusahaan yang volume produksi limbah hariannya lumayan tinggi.

Mengenal Jenis-Jenis Alat Pembakar Sampah

Alat pembakaran sampah ini memiliki beragam desain berbeda, mulai dari teknologi sangat canggih sampai yang menggunakan suhu temperatur lebih rendah. Berikut adalah jenis-jenis incinerator untuk membakar sampah.

1.      Pyrolytic Chamber Incinerator

Jenis pembakar sampah ini diproduksi dengan fokus untuk membakar limbah layanan masyarakat yang menular seperti sampah medis. Terdiri dari dua ruang, yaitu ruang pyrolytic dan ruang pasca pembakaran.

Adapun jenis sampah yang tidak boleh dikelola menggunakan incinerator pyrolytic adalah wadah bertekanan, plastik terhalogenasi, serta limbah dengan kandungan logam berat tinggi sehingga menyebabkan emisi logam beracun.

2.      Rotary Kiln Incinerator

Jenis alat pembakar sampah kedua adalah rotary klin yang didesain bak oven berputar dan ruang pasca pembakaran. Putarannya sekitar 2-5 kali setiap menitnya kemudian diisi limbah dari bagian atasnya.

Jenis limbah yang cocok dikelola menggunakan rotary klin yaitu limbah infeksius, benda tajam, limbah patologis, semua limbah kimia termasuk sitotoksik. Karena peralatan serta operasionalnya mahal, maka perlu tenaga profesional terlatih.

3.      Single Chamber Incinerator

Jenis single chamber mengolah sampah secara bertahap dan dibakar dalam tungku statis. Dengan menggunakan suhu antara 300-400oC, alat pembakaran sampah ini bahkan dapat memusnahkan organisme patogen yang bisa mengganggu kesehatan.

Adapun jenis sampah yang dapat dibakar menggunakan single chamber antara lain limbah infeksius, benda tajam, limbah patologis, serta limbah layanan kesehatan umum yang mirip seperti sampah rumah tangga.

4.      Fluidized Bed Incinerator

Sedangkan jenis fluidized bed memanfaatkan aliran udara untuk menembus partikel pasir dari sampah. Kemudian aliran udara tersebut mulai bercampur sehingga membuat alat pembakaran ini terfluidasi.

Setelah tahap tersebut, bahan bakar beserta sampah dapat dimasukkan. Partikel pasir yang sudah diolah tadi akhirnya tersuspensi ke udara melalui aliran udara berbentuk seperti cairan.

Proses Pembakaran Sampah dengan Incinerator

Proses pembakaran limbah menggunakan alat pembakar sampah atau incinerator melalui 4 tahap besar yaitu pr-treatment, pembakaran, pemulihan energi, dan penanganan gas buang. Berikut penjelasannya masing-masing.

1.      Pre-treatment

Pada tahap ini sampah akan dikelola sesuai jenis alat bakar yang digunakan. Jika menggunakan fluidized bed, maka harus melalui pemilahan sampah terlebih dahulu guna menghitung kalori sampah sehingga dapat diketahui kualitasnya.

Bisa juga tahap pre-treatmen ini dengan menguapkan kandungan air dari sampah. Pengeringan dilakukan dengan memanfaatkan energi panas matahari selama 6 hari lebih pada bunker khusus pengeringan.

2.      Pembakaran

Setelah melalui proses pre-treatment, sampah dapat dibakar pada suhu kurang lebih 850oC. Pada tahap ini, alat pembakar sampah akan menghasilkan energi panas sekaligus abu sisa pembakaran akibat proses dekomposisi termokimia.

Pada tahap iniserasi ini, pembakaran harus menggunakan suhu temperatur lebih tinggi untuk pembakaran yang sempurna.

3.      Pemulihan Energi

Karena proses pembakaran tadi menghasilkan energi panas yang tinggi, maka suhunya harus diturunkan menggunakan boiler. Pada tahap ini disebut dengan pemulihan energi yang akan menghasilkan panas, listrik, uap sebagai sumber energi.

4.      Penanganan Gas Buang

Penggunaan alat pembakar sampah tidak hanya menghasilkan energi panas dan abu residu, tetapi juga menghasilkan gas buang. Karena mengandung zat berbahaya, maka perlu diolah dahulu agar tidak membahayakan manusia maupun lingkungan.

Selama proses penanganan gas buang, gas akan difiltrasi dari kandungan abu maupun senyawa kimia seperti nitrogen oksida, asam klorida, sulfur diosida, serta dioksin menggunakan teknologi Air Pollution Control System.

Incinerator yang baik biasanya dilengkapi teknologi Air Pollution Control System guna meminimalisir pencemaran udara. Meski begitu, tetap saja yang harus menjadi perhatian utama adalah bagaimana mengurangi konsumsi potensi timbulnya limbah tersebut.

Perlu adanya kesadaran diri terkait gaya hidup minim sampah, fasilitas pengelolaan sekaligus daur ulang yang memadai. Dengan begitu, alat pembakar sampah tidak harus dijadikan solusi paling utama.