Pilih Laman

Sebagai solusi meminimalisir pencemaran ekosistem akibat sampah, incinerator ramah lingkungan dijadikan pilihan untuk mengatasinya. Incinerator atau alat pembakar sampah tidak hanya sekadar membakar sampah, namun dapat menghasilkan energi.

Metode pembakaran sampah menggunakan alat incinerator sendiri memiliki kelebihan dan kekurangan. Prosesnya disebut dengan insinerasi. Insinerasi sudah diterapkan dalam beberapa dekade dan dianggap efisien untuk mengelola sampah dalam ukuran besar.

Dalam menjalankan insinerasi, aspek penting yang perlu diperhatikan yaitu kandungan energi pada sampah. kandungan energi tidak hanya menentukan proses pembakaran berlangsung tapi juga untuk mengetahui energi yang diperoleh setelah proses insinerasi.

Insinerasi Bukan Sejenis Daur Ulang

Insinerasi adalah rangkaian proses pembakaran sampah menggunakan temperatur suhu yang tinggi. Sebenarnya proses ini menggunakan campuran limbah padat kota sebagai bahan baku incinerator ramah lingkungan kemudian menghasilkan gas sintetis untuk dibakar.

Sebenarnya teknologi pembakaran ini bukanlah metode daur ulang yang sebenarnya. Sedangkan beberapa bentuk bahan kimia daur ulang sebenarnya adalah dapat mengubah plastik kembali menjadi plastik.

Namun dalam praktiknya, justru daur ulang bahan kimia sering dijadikan sebagai jalur mengubah plastik menjadi bahan bakar. Setiap jenis bahan limbah padat memiliki cara pengolahan optimalnya sendiri secara ekologis.

Misalnya kertas dapat didaur ulang kira-kira 7-12 kali untuk jenis kertas berkualitas tinggi. Upaya ini mampu menghemat energi dan bahan material yaitu pohon daripada harus membuat kertas dari bahan murni lagi.

Bentuk upaya berkelanjutan untuk membuang dan mengolahnya selalu berupa daur ulang. Hal ini mencakup daur ulang secara mekanis tradisional dan daur ulang bahan organik, seperti pengomposan atau penguraian anaerobik.

Pengomposan bahan limbah organik akan mengarahkan unsur hara serta karbon supaya kembali ke dalam tanah. Ini dapat meningkatkan kesehatan tanah, meminimalisir ketergantungan terhadap pupuk kimia, meningkatkan retensi air juga unsur hara.

Berikut Jenis-Jenis Incinerator Ramah Lingkungan

Untuk mengatasi merembetnya limbah padat perkotaan digunakanlah beberapa jenis incinerator ramah lingkungan antara lain sebagai berikut.

1. Rotary Klin

Incinerator ini terdiri dari dua ruang yaitu oven berputar dan ruang pasca pembakaran. Rotary klin berputar 2-5 kali per menit kemudian diisi dengan limbah pada bagian atasnya menggunakan suhu 1200-1600oC.

Incinerator ini banyak dipakai untuk pembuangan limbah industri, limbah infeksius, benda tajam, patologis, termasuk semua jenis limbah kimia dan farmasi seperti sitotoksik.

2. Fixed Grate and Moving Grate Direct Flame Incinerator

Direct flame incinerator adalah alat pembakaran sampah yang besar dan umum digunakan. Mulai dari sampah kertas, sisa makanan, kayu, semuanya dapat diolah menggunakan incinerator ramah lingkungan jenis ini.

Cara kerjanya menggunakan jeruji yang bergerak memindahkan sampah dalam jumlah besar menuju bagian bawah. Direct flame menggunakan gerakan menggelinding untuk memastikan seluruh sampah benar-benar terbakar.

Adapun direct flame incinerator mendesain cerobong dalam menangani abu terbang sisa pembakaran dengan aman sehingga tidak mencemarii udara. Incinerator ini biasanya beroperasi dengan membatasi aliran udara ketika pembakaran.

3. Single Chamber Incinerator

Single chamber incinerator adalah alat pembakaran yang membakar sampah menggunakan suhu tinggi termasuk juga menghancurkan kontaminan dalam limbah padat. Single chamber hanya terdiri dari satu ruang pembakaran.

Mengolah limbah padat kota, limbah medis atau layanan kesehatan umum yang mirip sampah rumah tangga, serta limbah berbahaya. Demi keberlangsungan ekosistem dan membatasi emisi, incinerator ini harus dioperasikan dengan benar.

4. Pyrolytic Chamber Incinerator

Jenis incinerator ramah lingkungan berikutnya adalah pyrolytic chamber yang membakar limbah dengan oksigen terbatas. Sehingga menyebabkan pelepasan gas mudah terbakar kemudian memproduksi arang yang dapat diubah jadi biochar.

Jenis limbah yang memadai adalah limbah medis berbahaya, organik, dan limbah industri. Emisi pyrolytic chamber lebih rendah daripada jenis incinerator lainnya sehingga lebih ramah lingkungan.

5. Fluidized Bed Incinerator

Fluidized Bed beroperasi dengan menangguhkan sampah di atas lapisan pasir atau bahan lembab lainnya kemudian dipanaskan dalam suhu tinggi. Mengatasi jenis limbah padat perkotaan maupun limbah berbahaya lainnya.

Jenis incinerator ini memiliki sistem untuk mengendalikan emisi sekaligus meminimalisir dampak negatif terhadap ekosistem. Maka dari itu tipe fluidized bed incinerator ini efektif dalam mengolah berbagai jenis limbah.

Manfaat Incinerator Ramah Lingkungan untuk Mengelola Limbah

Meskipun pendapat masyarakat terhadap penggunaan incinerator masih pro kontra, namun alat pembakaran ini memiliki sejumlah manfaat bagi lingkungan yaitu sebagai berikut.

1. Konversi Menjadi Energi

Incinerator ramah lingkungan mampu menghasilkan energi listrik dari hasil suhu panas yang dikeluarkan saat proses pembakaran. Selain dapat menggerakkan rumah dan bisnis, cara menghasilkan energi ini mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil.

2. Mengurangi Volume Limbah

Insinerasi cocok untuk mengatasi industri dengan volume produksi limbah padat harian yang cukup tinggi kemudian tidak punya lahan untuk menampungnya. Dalam pengolahannya, mampu mengurangi volume limbah 95% dan beratnya berkurang 80%.

3. Manfaat Terhadap Lingkungan

Kegiatan insinerasi jika dioperasikan dengan benar, bertanggung jawab, sesuai standar dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Pembakaran sampah menghasilkan lebih sedikit metana (senyawa ini adalah gas rumah kaca terkuat).

4. Kapasitas Besar

Manfaat penggunaan incinerator ramah lingkungan adalah mampu mengatasi jumlah sampah berkapasitas besar. Seperti yang diketahui bahwa penimbunan sampah memerlukan lahan yang luas apalagi jika setiap harinya memproduksi dalam volume besar.

Memang tetap diperlukan lahan sebagai tempat berdirinya infrastruktur incenerator. Namun luasnya area tersebut tidak sebanyak ketika mengolah sampah menggunakan metode sanitary landfill.

Dampak Penggunaan Incinerator Terhadap Lingkungan

Meskipun dianggap ramah lingkungan, namun incinerator sebenarnya memiliki dampak beragam bagi ekosistem. Pada satu sisi mampu mengurangi volume sampah, namun di satu sisi lainnya dapat melepaskan polutan ke udara akibat pembakaran.

Polutan hasil pembakaran tersebut dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup dan lingkungan. Abu sisa pembakaran incinerator ramah lingkungan juga masih perlu ditangani lagi serta memerlukan pembuangan khusus.

Oleh karena itu, sebenarnya penggunaan incinerator adalah opsi terakhir dalam menangani permasalahan pencemaran sampah. Tidak heran jika fasilitas incinerator juga banyak ditemukan di perkotaan-perkotaan besar.

Hal ini dikarenakan banyaknya berbagai jenis industri yang setiap harinya memproduksi sejumlah limbah sehingga perlu penanganan cepat. Insinerasi dapat menjadi langkah efisien dalam menghasilkan energi tapi juga punya sisi negatifnya.

Faktanya, permasalahan sampah tidak dapat hilang. Solusi nyata yang dapat dilakukan adalah fokus pada bagaimana cara mengurangi produksi jumlah limbah itu sendiri dan menggunakan metode daur ulang yang terbukti efektif.

Memang upaya mengonversi sampah menjadi energi, daur ulang bahan kimia, dan istilah-istilah lainnya sedikit membantu meminimalisir permasalahan limbah. Namun solusi paling ampuh yaitu implementasi kehidupan sehari-hari dalam mengurangi konsumsi plastik.

Bagi pelaku industri dapat mengganti bahan produksi ke material lebih ramah lingkungan. Bisa juga dengan mengoptimalkan proses produksi agar hasil limbahnya sedikit atau mengubah karakteristik limbah agar nantinya mudah dikelola.

Pada akhirnya, cara terbaik mengurangi dampak berbahaya berbagai jenis limbah adalah memperhatikan gaya hidup yang berpotensi menciptakan sampah. Selain biaya cenderung mahal, dapat meminimalisir ketergantungan terhadap incinerator ramah lingkungan.